Ternyata pelangi itu adanya di Desa Wisata Malasari
Desa Wisata Malasari yang di deklarasikan tahun 2015 terletak di Kecamatan Nangung Kabupaten Bogor, kawasannya membentang dari pintu masuk Taman Nasional Halimun arah Bogor Barat sampai Kampung Citalahab dari gerbang Taman Nasional arah kabandungan Sukabumi.
Dalam buku sebaran potensi di tulis
bahwa “Desa Wisata Malasari merupakan bentuk integrasi antara atraksi,
akomodasi dan fasilitas pendukung pariwisata yang didalamnya terjadi interaksi
antara penduduk Malasari dengan wisatawan dan dikelola oleh sebuah sistem
yang diakui”, Selain untuk membangkitkan pariwisata di Bogor
Barat, Manajemen Desa Wisata Malasari memiliki tujuan untuk melestarikan
suatu kondisi lingkungan yang dapat memacu terjadinya pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan kesadaran sosial dan lingkungan masyarakat malasari dalam bentuk
pariwisata yang ramah”.
Secara administrasi, Desa Malasari
memiliki 6.470 Hektar atau 78% dari total luasan Desa sebesar yang seluas
8.262,22 Hektar adalah Taman Nasional Gunung Halimun Salak, sebesar 971,22
Hektar atau sebesar 11.8% merupakan perkebunan teh Nirmala agung dan
sisanya sebagian besar merupakan persawahan dan kebun-kebun masyarakat. 3
karakter utama pendukung pariwisata Desa Wisata Malasari yaitu hutan
tropis dengan berbagai macam pesona flora dan fauna didalamnya, kawasan agro
dengan pesona lansekap alam dan perilaku perilaku sosial budaya masyarakatnya
menjunjung tinggi kearifan lokal dan budaya leluhur.
Kekayaan flora dan fauna di dalam
Kawasan Taman Nasional di Desa Wisata Malasari telah menampilkan pesona
keunikan tersendiri. Potensi biodiversity yang sangat tinggi di Taman Nasional
Halimun (Red : 78% dari total luasan Desa wisata malasari adalah Taman
Nasional) merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis. Jenis anggota suku
Dipterocarpaceae merupakan tumbuhan endemik hutan hujan dataran rendah dengan
Owa Jawa, Macan Tutul, dan Elang Jawa serta Kukang sebagai satwa penciri Taman
Nasional yang telah menjadi daya tarik pariwisata Desa Wisata Malasari.
Lanskap buatan berupa pesawahan
terasering yang indahnya laksana terasering di Bali dan perkebunan teh Nirmala
Agung yang ditata sedemikian rupa oleh para leluhur penduduk Malasari dan
Pemerintah kolonial Belanda sehingga menampilkan pemandangan indah nan eksotis.
Keelokan Desa Wisata Malasari semakin mempesona di tambah dukungan kondisi
geografi dan fisik Desa Wisata Malasari yang memiliki banyak memiliki terjunan
air serta aliran sungai dengan berbagi variasinya yang kerap melahirkan
pelangi, hal inilah yang di sangkakan oleh sebagian orang bahwa “Pelangi itu
ternyata adanya di Desa Wisata Malasari“, sangkaan ini pula yang menjadi
taqline promosi Desa Wisata Malasari.
Tradisi pertanian masyarakat dengan
berbagai aktivitas pendukung kegiatan bercocok tanam yang masih terjaga oleh
hukum-hukum leluhur di pakaikan dengan apik pada keseharian penduduk
Malasari. Akumulasi perilaku pertanian dapat terlihat dari beragam tradisi
yang kerap menjadi hajatan tahunan seperti upacara seren taun serta
sedekah bumi sebagai perlambang rasa syukur manusia terhadap Tuhan yang maha
kuasa yang telah memberikan rezeki yang berlimpah melalui Bumi. Upacara yang
dirayakan setiap tahunnya sehabis masa panen dan sebelum masa bercocok tanam
ini merupakan salah satu daya dukung tradisi masyarakat Malasari terhadap
pengembangan kepariwisataan di sektor budaya.
Di Desa Wisata Malasari terdapat tempat
bersejarah yang dianggap penting dan telah menjadi simbol-simbol berartinya
Malasari dalam sejarah peradaban manusia tempo dulu. Seperti Pendopo Boepati
1947 yang menjadi cikal bakal Pemerintah Kabupaten Bogor dan
beberapa benda peninggalan yang cukup tua, hal itu menjadi daya dukung warisan
budaya masyarakat Malasari sebagai pembangkit kepariwisataan Desa
Wisata Malasari.